Friday, April 8, 2011

Batuan Beku



BATUAN BEKU

Batuan beku terbentuk dari hasil pendinginan dan kristalisasi magma didalam bumi atau di permukaan bumi.
Mineral pembentuk batuan
Mineral pembentuk batuan dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
·       Mineral utama (essential minerals)
·       Mineral ikutan/tambahan ( accessory minerals)
·       Mineral sekunder (secondary minerals)

A.   Komposisi mineral
Pada dasarnya sebagian besar (99 %) batuan beku hanya terdiri dari unsur utama yaitu : oksigen, silikon, aluminium, besi, kalsium, sodium, pontasium, dan magnesium, unsur ini membentuk:

  1. Mineral yang tergolong mineral utama yaitu :
·      Kuarsa
·      Plagioklas
·      Ortoklas
·      Olivin
·      Piroksen
·      Amfibol
·      Mika felfatoid
  1. Mineral ikutan/tambahan
Mineral tambahan merupakan mineralhasil kristalisasi magma, namun jumlahnya relatif kecil (kurang dari 5 %) sehingga tidak menentukan nama atau sifat batuan. Mineral ikutan/tambahan antara lain zirkon, apatit, magnetit, hematit, rutil.

  1. Mineral sekunder
Mineral sekunder adalah mineral yang merupakan hasil ubahan dari mineral primer, terjadi sebagai akibat dari proses pelapukan (weathering), sirkulasi larutan sisa magma, hidrotermal seperti proses kloritisasi, kaolinisasi, serpenitisasi, atau karena malihan (metamorfosisma). Contoh mineral sekunder antara lain kaolin, klorit, epidot, dsb.

B.   Tekstur
Tekstur adalah istilah untuk menyatakan ciri fisik batuan yang berkaitan dengan derajat kehabluran (degree of cristallinity), ukuran butir atau granularitas (granularity), bentuk dan kemas (fabric) atau susunan dan distribusi mineral dalam batuan.
Ciri khas yang dinyatakan oleh tekstur memberikan gambaran kondisi terbentuknya batuan beku dari pembekuan magma induknya yang diatur oleh laju dan urutan kristalisasi, yang bergantung pada suhu, komopsisi, kandungan gas pada awalnya dan kekentalan magma serta tekanan pada saat membeku.
1.      Derajat kehabluran (degree of cristallinit)
Bergantung pada kondisi pembekuan magma, batuan beku dapat seluruhnya terdiri dari kristal,atau kaca atau campuran dari keduanya.
Darajat kehabluran (degree of cristallinity) terdiri dari:
-          Holokristalin bila massa batuan seluruhnya terdiri dari kristal
-          Hipokristalin/merokristalin bila massa batuan terdiri dari kristal dan bahan amorf.
-          Holohialin bila massa batuan seluruhnya terdiri dari bahan amorf atau kaca
2.      Granularitas (granularity)
Berdasarkan kekompakan kristal dalam batuan secara magaskopi maka batuan beku dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :
-          Faneritik fenerokristalin bila kristal dalam batuan dapat dilihat dengan mata telanjang, ukuran butiran halus (< 1mm), sedang (1-5 mm), kasar (5-30 mm), pegamatif (> 30 mm)
-          Afanitik; bila kristal dalam batuan sangat halus yang hanya teramati dengan mikroskop.
3.      Kemas (fabric)
Kemas hanya dapat dipergunakan untuk batuan yang bertekstur relatif berukuran butir sama (equigranular). Dalam kemas yang diperhatikan adalah kesempurnaan bentuk kristal apakah sempurna (euhedral, idiomorphic), agak sempurna (subhedral), atau tak berbentuk (anhedral), berdasarkan bentuk-bentuk tadi macam kemas adalah sebagai berikut :
-          Panidiomorphic granular bila seluruhnya terdiri dari kristal euhedral
-          Hypidiomorphic granular bila terdiri dari kristal subhedral
-          Allotriomorphic granular bila terdiri dari kristal anhedral
Berdasarkan kriteria ini tekstur batuan beku dapat dibedakan sebagai :
-          Tekstur berbutir (granular texture)
-          Tekstur faneritik (phaneritic texture)
-          Tekstur afanitik (aphanitic texture)
-          Tekstur kaca (glassy texture)
-          Tekstur porfiritik (pophyritic texture)
-          Tekstur piroklastik (pyroclastic texture)
Tekstur berbutir. Tekstur ini mencerminkan proses pendinginan magama secara perlahan sehingga memberi kesempatan kristal mineral berkembang sebagai butiran.
Contoh batuan bertekstur berbutir antara lain adalah granit, pegmatit, syenit. Dalam tekstur granular kebanyakan mineral yang terdapat dalam butiran kurang lebih berbutir sama (eqiugranular)/berdimensi sama (equant). Kebanyakan batuan beku plutonik berbutir kasar, sedangkan batuan retas (dike) dan lava kebanyakan berbutir halus.
Tekstur faneritik. Batuan bertekstur faneritik berbutir kasar yang dapat dilihat dengan mata telanjang juga mencerminkan proses pendinginan magma yang berlangsung sangat lambat.
Tekstur afanitik. Batuan bertekstur afanitik berbutir halus sebagai akibat proses pendinginan yang cepat. Butir kristal mineral terlalu kecil untuk pemeriksaan dengan mata telanjang. Bila kristal batuan afanitik kecil sekali yang dengan mikroskop optik juga tidak dapat dibedakan disebut kriptokristalin (cryptocristalline)
Tekstur kaca. Tekstur ini terjadi sebagai akibat proses pendinginan yang terlalu cepat sehingga tidak sempat terjadi penghabluran (kristalisasi), misalnya terjadi bila magma tersembur atau meleleh keluar dari gunung api dan kena di udara. Tekstur kaca bersifat amorf, atom-atom dalam massa kaca tersusun acak.
Tekstur Porfiritik. Tekstur ini mencerminkan terjadinya pendinginan dalam dua tahap yang ditunjukkan oleh kristal yang lebih besar “tertanam” dalam massa dasar (matrix, ground mass) yang berbutir halus. Kristal yang lebih besar disebut fenokis (phenocryst). Tekstur forfiritik terjadi dalam banyak cara, antara lain magma mulai menghablur perlahan ditempat yang dalam, dan kemudian sebelum pembekuan terjadi sempurna, magma disemburkan ke permukaan, sehingga sisa cairan cepat menghablur membentuk massa dasar berbutir halus atau segera membeku menghasilkan matrix kaca membeku. Tekstur vitrofirik adalah tekstur yang massa dasarnya kaca.
Tekstur Piroklastik. Tekstur piroklastik terdapat dalam batuan gunung api, butiran-butiran berupa fragmen-fragmen batuan akibat letusan.

Selain tekstur batuan beku yang telah disebutkan adapula tekstur khusus yang tidak selalu terdapat pada setiap batuan antara lain :
Ø Trakitik (trachytic) : tekstur aliran yang terlihat oleh adanya kesejajaran mineral felsfar di dalam massa dasar mikro atau kriptokristalin
Ø Ofitik (ophitic) : tekstur yang dibentuk oleh kristal plagioklas yang terkurung dalam piroksen. Tekstur ini banyak ditemukan dalam batuan beku basa seperti basalt, diabas dan gabro
Ø Poikilitic (poicilitic) : kristal terarah atau acak terkurung dalam kristal besar, kristal  olivin kecil membulat berada didalam kristal hornblene yang lebih besar.
Ø Grafik (graphic) tekstur tumbuh jalan (intergrowth) antara kuarsa dan ortoklas kristal kuarsa  dan ortoklas kristal kuarsa nampak seperti bentuk huruf hieroglifs berada dalam massa dasar ortoklas. Tekstur ini terbentuk oleh kristalisasi serempak dari campuran euteknik atau penggantian (reflacement) dan sering dijumpai dalam batuan beku asam seperti granit pegmatik, granit
Ø  Vesikular (vesicular) : lubang / rongga kecil membuat atau elipssoidal yang terdapat dalam batuan lava, dihasilkan oleh gelembung gas yang terperangkap selama pembekuan batuan.
Ø  Amigdaloidal (Amygdaloid) : rongga-rongga diisi oleh mineral sekunder seperti opal, kalsedon,  klorit, zeolit, kalsit.

C.   Klasifikasi batuan beku
Tujuan dari klasifikasi batuan adalah untuk menentukan nama batuan. Berbagai klasifikasi telah diajukan oleh ahli geologi berdasarkan komposisi kimia, mineralogi, struktur dan tekstur, antara lain johannsen (berdasarkan kandungan mineral mafic (feromagnesia) yang berwarna gelap, kuarsa dan tekstur). Walter Huang (berdasarkan komposisi mineralogi dan tekstur). Kemp dan Grout (berdasarkan pada ortoklas plagioklas, ada tidaknya kuarsa, olivin dan nefelin serta tekstur).

D.    Beberapa nama batuan beku yang penting
a.    Batuan beku plutonik
Granit: batuan beku asam, tekstur holokristalin, berbutir kasar dengan kemas hipidiomorfik granular. Komposisi mineral terdiri dari kuarsa, ortoklas, sedikit naflagioklas dan botit. Kadang-kadang memperlihatkan tekstur grafik.
Sienit: batuan beku intermedier, tekstur holokristalin, berbutir kasar, kemas hipimidiomorfik granular. Komposisi mineralogi dari ortoklas. Na-plagioklas dan biotit/ hornblende.
Diorit: batuan beku intermedier seperti Syenit, plagioklas lebih banyak berkomposisi basa (andesin).
Gabro: batuan beku basa, tekstur holokristalin, berbutir kasar dengan kemas hipidiomorfik granular. Komposisi mineralogi terdiri dari Ca-tekstur ofitik.
Peridotit: batuan beku ultrabasa, mineral mafik (olivin, piroksen) dominan, plagioklas sampai dengan 5 %.

b.   Batauan volkanik
Riolit : batuan volkanik ekstrusif (lelehan) komposisi sama dengan granit terdiri dari kuarsa, ortoklas, Na-plagioklas dan sedikit mineral mafik, sering bertekstur amorf.
Trakit : seperti syenit sering menunjukan tekstur aliran, fortiritik dengan sanidin atau onortoklas sebagai fenorklis. Rakit yang mengandung nefelin disebut fonolit.
Andesit : batuan ekstrusif intermedier, berbutir halus, komposisi mineral seperti diorit terdiri dari kuarsa, ortoklas, plagioklas (andesin) dan mineral mafik (amfibol piroksen).
Basal : seperti andesit namun lebih banyak mineral gelap plagioklas seperti andesit namun lebih banyak mineral banyak plagioklas lebih basa, berwarna lebih gelap (hitam).

No comments:

Post a Comment